BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Neurofisiologi
adalah bagian ilmu fisiologi, yang mempelajari studi fungsi sistem saraf.
Ilmu ini berkaitan erat dengan neurobiologi,
psikologi,
neurologi,
neurofisiologi klinik,
elektrofisiologi, etologi,
aktivitas saraf tinggi,
neuroanatomi,
ilmu kognitif,
dan ilmu otak lainnya.
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang
bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon
oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam.
Sistem
saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi.
Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam
kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan)
antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel
saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal
dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang
menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar.
B. Tujuan
1. Tujuan
umum
Penulisan
makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami tentang “NeuroFisiologi”.
2. Tujuan
khusus
a. Mengidentifikasikan
pengertian “NeuroFisiologi”.
b. Menjelaskan
sel saraf
c. Menjelaskan Terjadinya Gerak Bebas Dan Gerak Reflex
d. Menjelaskan System Saraf Pusat
e. Menjelaskan System Saraf
Tepi
f. Menjelaskan Fungsi system
saraf
C. Manfaat
1. Bagi
mahasiswa
Dapat
menambah pengetahuan dan pemahaman mahasiswa tentang materi “NeuroFisiologi”.
2. Bagi
institusi pendidikan
Dapat
mengetahui kemampuan mahasiswa dan menambah literatur materi tentang
“NeuroFisiologi”.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Neurofisiologi, disebut
sebagai "neurofisiologis" adalah cabang dari ilmu saraf, studi
tentang sistem saraf (termasuk mekanisme sistem saraf perifer, tulang belakang dan otak ) fungsi. Neurofisiologi juga cabang
dari fisiologi , untuk fokus secara eksklusif pada sistem saraf Neurofisiologi adalah bagian ilmu fisiologi,
yang mempelajari studi fungsi sistem saraf.
Ilmu ini berkaitan erat dengan neurobiologi,
psikologi,
neurologi,
neurofisiologi klinik,
elektrofisiologi, etologi,
aktivitas saraf tinggi,
neuroanatomi,
ilmu kognitif,
dan ilmu otak lainnya.
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang
bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon
oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam.
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem
saraf yaitu :
1. Reseptor, adalah alat penerima
rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah
organ indera.
2. Penghantar impuls, dilakukan oleh
saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada
serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf
disebut neuron.
3. Efektor, adalah bagian yang
menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor
yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.
B. Sel Saraf
Sistem
saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi.
Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam
kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan)
antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel
saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal
dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang
menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar.
Sistem
saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah
mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.
a. Struktur Sel Saraf
Setiap
neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan
inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan
akson (neurit).
Dendrit
berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi
mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat
panjang. Sebaliknya, dendrit pendek.
|
Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan
minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian
luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan
sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang
membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel
Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan
memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus
Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls.
Berdasarkan
struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel
saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
1.
|
Sel saraf sensori
Fungsi
sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf
pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula
spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf
asosiasi (intermediet).
|
2.
|
Sel
saraf motor
Fungsi
sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau
kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel
saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek
berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
|
3.
|
Sel
saraf intermediet
Sel
saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat
ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf
motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang
ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari
reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
|
Kelompok-kelompok
serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat
saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau
simpul saraf.
Gbr. Struktur ganglion
gabungan fari badan sel saraf
C.
Mekanisme
Penghantar Impuls
Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya
melalui sel saraf dan sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua
cara tersebut.
1.
Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran
impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf
(akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian
luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif
terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf.
Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya
pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi)
terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang
perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per detik,
tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.
Bila
impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh
impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial
istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000
detik.
Energi
yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria
dalam sel saraf.
Stimulasi
yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan
menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila
kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson.
Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada
periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
2.
Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik
temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis.
Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam
sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi
neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir
pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung
dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila
impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan
membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa
asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan
impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada
bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh,
noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin
yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis
dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis.
Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf
berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan
oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
Bagaimanakah
penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara saraf motor dan otot
terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis dan membran
post-sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip
kerjanya sama dengan sinapsis saraf-saraf lainnya.
Gbr. Lokasi, anatomi, dan
cara kerja sinapsis
D. Terjadinya
Gerak Bebas Dan Gerak Reflex
Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk
menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak
yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar
melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak
untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa
tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan
oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi
secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi
dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari
terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Pada
gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai
dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke
pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di
dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke
efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung
refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf
penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau
mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set
saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada
lutut.
Gbr. Lengkung refleks yang
menggambarkan mekanisme jalannya impuls
pada lutut yang dipukul
E. System
Saraf Pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon)
dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan
organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu
perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga
dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi
maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges
dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
1. Durameter; merupakan
selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
2. Araknoid; disebut
demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat
cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela
membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk
melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
3. Piameter. Lapisan ini
penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak. Agaknya
lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan
sisa metabolisme.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial
yaitu:
1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2.
serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3.
sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di
dalam sistem saraf pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang
belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi
kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih
terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu
berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
1. Otak
Otak mempunyai lima bagian utama,
yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil
(serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol.
a.
Otak besar (serebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam
pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian
(intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari
semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga
beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna
kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di
sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau
merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area
motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan,
membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut
dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya
bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis,
berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian
belakang.
Gbr. Otak dengan
bagian-bagian penyusunnya
2.
Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak
kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar
hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal)
otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti
penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
Gbr. Otak dan
kegiatan-kegiatan yang dikontrolnya
3.
Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama
dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan
posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan
sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
4. Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf
yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak
besar dan sumsum tulang belakang.
5. Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar
impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga
mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah,
volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar
pencernaan.Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain
seperti bersin, batuk, dan berkedip.
6. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Pada penampang melintang sumsum
tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam
berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.
Pada
penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang
terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk
ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang
belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang
belakang melalui tanduk ventral menuju efektor.
Pada
tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan
menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf
motor.
Pada bagian putih terdapat serabut
saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf
yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls
yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.
F.
System Saraf
Tepi
Sistem
saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar (sistem
saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur
oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur
otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi
keringat.
Gbr. Saraf tepi dan
aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya
1. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh
saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf
sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang
belakang.
Saraf
otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
- Tiga
pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
- lima
pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
- empat
pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan
10.
Saraf otak dikhususkan untuk daerah
kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai
daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom.
Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf
pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting. Saraf sumsum tulang belakang
berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang
belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5
pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor. Beberapa urat saraf bersatu membentuk
jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu
sebagai berikut.
a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher
yang mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.
b.Pleksus brachialis mempengaruhi
bagian tangan.
c. Pleksus
Jumbo sakralis yang
mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.
2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh
serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan
menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan
masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk
ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra
ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post
ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi
atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan
struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion.
Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang
menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion
pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang
panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan
parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri
dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah
dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.
Tabel Fungsi Saraf Otonom
Parasimpatik
|
Simpatik
|
|
|
G.
Fungsi system
saraf
Pada tingkat paling
dasar, fungsi dari sistem saraf adalah untuk mengirim sinyal dari satu sel ke
sel lain, atau dari satu bagian tubuh orang lain. Ada dua cara dasar bahwa
sebuah sel dapat mengirim sinyal ke sel lain. Yang paling sederhana adalah
dengan melepaskan zat kimia yang disebut hormon ke dalam sirkulasi internal,
sehingga mereka dapat menyebar ke tempat yang jauh. Berbeda dengan mode ini
"siaran" dari sinyal, sistem saraf menyediakan
"point-to-point" sinyal-neuron proyek akson mereka ke daerah target
spesifik dan membuat koneksi sinaptik dengan sel target tertentu. Dengan
demikian, sinyal saraf mampu tingkat yang lebih tinggi dari kekhususan sinyal
hormonal. Hal ini juga jauh lebih cepat: sinyal saraf bergerak pada kecepatan
tercepat yang melebihi 100 meter per detik.
Pada
tingkat yang lebih integratif, fungsi utama dari sistem saraf adalah untuk
mengontrol tubuh. Karena konsistensi ini, sel-sel glutamatergic sering disebut
sebagai "neuron rangsang", dan sel GABAergic sebagai "neuron
penghambatan". Sebenarnya ini merupakan penyalahgunaan istilah-itu adalah
reseptor yang rangsang dan penghambatan, bukan neuron-tapi biasanya terlihat
bahkan dalam publikasi ilmiah.
Salah
satu bagian yang sangat penting dari sinapsis mampu membentuk jejak memori
dengan cara tahan lama kegiatan tergantung perubahan dalam kekuatan sinaptik.
Bentuk paling terkenal dari memori saraf adalah proses yang disebut potensiasi
jangka panjang (LTP disingkat), yang beroperasi pada sinapsis yang menggunakan
neurotransmitter glutamat yang bekerja pada tipe khusus dari reseptor yang
dikenal sebagai reseptor NMDA. Reseptor NMDA memiliki "asosiatif"
properti: jika dua sel yang terlibat dalam sinaps keduanya diaktifkan pada
sekitar saat yang sama, saluran terbuka yang memungkinkan kalsium mengalir ke
sel target. Masuknya kalsium memulai kaskade utusan kedua yang akhirnya
mengarah pada peningkatan jumlah reseptor glutamat dalam sel target, sehingga
meningkatkan kekuatan efektif sinaps. Perubahan dalam kekuatan dapat
berlangsung selama minggu atau lebih. Sejak penemuan LTP pada tahun 1973, jenis
lain dari jejak memori sinaptik telah ditemukan, yang melibatkan peningkatan
atau penurunan dalam kekuatan sinaptik yang disebabkan oleh berbagai kondisi,
dan terakhir untuk periode variabel waktu. Semua bentuk modifiability sinaptik,
secara kolektif, menimbulkan plastisitas saraf, yaitu, kemampuan untuk sistem
saraf untuk menyesuaikan diri dengan variasi lingkungan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu
sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk
dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup
tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan
luar maupun dalam. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus
dimiliki oleh sistem saraf yaitu :
- Reseptor,
adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang
bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
2. Penghantar impuls, dilakukan oleh
saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada
serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf
disebut neuron.
3. Efektor, adalah bagian yang
menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor
yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.
B. Saran
1. Bagi
institusi pendidikan
Dengan adanya makalah ini dapat menambah
literatur materi tentang
“NeuroFisiologi”.
2. Bagi
mahasiswa
Dengan adanya makalah ini diharapkan
mahasiswa dapat lebih memahami materi tentang
“NeuroFisiologi”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar